- Home »
- Bahasa Rakyat
Umi Ayu Saputri
On Rabu, 05 Desember 2012
BAHASA
RAKYAT
DI
DAERAH JAMBI
Mata
Kuliah : Folklor
Pengampu
: Prof. Dr. Bani Sudardi, M.Hum
Disusun
oleh
Umi
Ayu Saputri
C0210071
JURUSAN SASTRA
INDONESIA
FAKULTAS SASTRA DAN
SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS
MARET
SURAKARTA
2012
PENDAHULUAN
Dewasa
ini bahasa rakyat yang ada di daerah di Indonesia banyak terabaikan oleh anak
muda zaman sekarang. Mereka lebih memilih bahasa yang lebih umum dan berlogat
ke-Jakarta-jakartaan. Menurut mereka bahasa daerah yang mereka miliki merupakan
bahasa ndeso atau bahasa kampungan.
Bahasa ibu yang dimiliki anak muda sebenarnya merupakan bahasa daerah yang
perlu untuk dilestarikan dan digunakan secara kontinyu. Penggunaan secara
kontinyu akan menjadikan bahasa itu tetap hidup di lingkungan
masyarakat. Selain dari bahasa rakyat ada beberapa hal yang merupakan aset tradisional daerah, seperti ungkapan tradisional, puisi rakyat, pertanyaan tradisional, dan nyanyian rakyat atau lagu daerah.
masyarakat. Selain dari bahasa rakyat ada beberapa hal yang merupakan aset tradisional daerah, seperti ungkapan tradisional, puisi rakyat, pertanyaan tradisional, dan nyanyian rakyat atau lagu daerah.
Folklor
adalah sebuah disiplin ilmu yang berdiri sendiri. Kata folklor berasa; dari
bahasa inggris yaitu folklore. Kata itu adalah kata majemuk yang berasal dari
kata folk dan lore. Folk berarti sama dengan kata kolektif. Folk adalah
sekelompok orang yang memiliki ciri-ciri pengenal fisik, sosial dan kebudayaan.
Lore adalah tradisi folk, yaitu sebagian kebudayaannya yang diwariskan secara
turun temurun secara lisan atau melalui suatu contoh. Jadi definisi folklor
secara keseluruhan: folklor adalah sebagian kebudayaan suatu kolektif yang
tersebar dan diwariskan turun temurun, di antara kolektif macam apa saja,
secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan maupun
contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu pengingat (James,
1982 : 2).
Folklor
menurut Jan Harold (dalam James, 1982 : 21) dapat digolongkan ke dalam tiga
kelompok besar berdasarkan tipenya: (1) folklor lisan, (2) folklor sebagian
lisan, dan (3) folklor bukan lisan. (1) folklor lisan adalah folklor yang
bentuknya memang murni lisan. (2) folklor sebagian lisan adalah folklor yang
bentuknya merupakan campuran unsur lisan dan unsur bukan lisan. (3) folklor
bukan lisan adalah folklor yang bentuknya bukan lisan, walaupun cara
pembuatannya diajarkan secara lisan (James, 1982 : 21,22).
Makalah
ini terfokus pada folklor lisan. Beberapa contoh folklor lisan daerah Jambi akan
dipaparkan dalam makalah ini, yaitu mengenai bahasa rakyat, ungkapan
tradisional, pertanyaan tradisional, sajak dan puisi rakyat, dan nyanyian
rakyat.
PEMBAHASAN
A.
Bahasa
Rakyat
Bahasa rakyat merupakan bahasa yang digunakan sekumpulan
masyarakat yang mempunyai aturan dan norma yang sama dalam berkomunikasi.
Bahasa rakyat ada beberapa bentuk dalam folklor Indonesia. Bentuk –bentuk itu
adalah logat/ dialek, slang, argot, bahasa para pedagang, colloquial, sirkumlokusi, pemberian nama, julukan, gelar
kebangsawanan, bahasa bertingkat, onomatopoetis, dan enomastis.
a. Logat/
dialek Ã
Logat adalah ciri khusus kata atau pembicaraan masyarakat tertentu atau sering
disebut dialek. Logat pada bahasa rakyat Jambi banyak menggunakan vokal /o/ dan
pengucapannya dengan nada.
Contoh: Kau di mano? (Kamu di mana?)
Budak-budak ni udah makan?
(Anak-anak ini sudah makan?)
b. Slang
Ã
Maksud diciptakannya slang adalah untuk menyamarkan arti bahasanya terhadap
orang luar. Slang ini biasanya merupakan bahasa rahasia.
Contoh:
Kata “Datuk” di daerah Jambi digunakan
untuk menyebutkan macan.
c. Bahasa
para pedagang Ã
Bahasa pada pedagang atau shop talk biasanya digunakan para pedagang di pasar
dalam rangka menjual kepada para pembelinya.
Contoh: ko
ancak-ancak ma barangnyo = ini bagus-bagus barangnya
hargo
pas yang awak agiah kini ma = harga pas yang saya kasih sekarang
wak
baru pulang balanjo patang = sata baru pulang belanja kemaren
d. Colloquial à Bahasa sehari-hari yang
menyimpang dari bahasa konvensional. Anak-anak SMA sering menggunakan bahasa
gaul.
Contoh: labay
= berlebihan
alay
= orang yang berlebihan
boci
= bobok siang
cumi = Cuma missed call
e. Sirkumlokusi
(Circumlocution) Ã
Ungkapan tidak langsung. Contoh-contoh sirkumlokusi adalah:
Jika
kita menggendong anak yang berumur kurang dari 5 tahun tidak boleh mengatakan
berat karena menurut anggapan mereka berat badan anak itu akan menurun.
Jika
kita mencium bau hewan telegu maka kita harus mengatakan wangi atau harum dan
tidak boleh mengatakan bau yang sebenarnya karena menurut anggapan jika kita
mengatakan wangi atau harum maka bau itu akan hilang sebaliknya jika mengatakan
bau yang sebenarnya maka bau itu tidak mau hilang.
f. Cara
pemberian nama kepada seorang anak didaerah Jambi ada beberapa yang terlihat
namanya berasal dari unsur agama.
Contoh:
Bisman Ais à nama bisman hampir
mendekati kata Bismillah
Wahyudin Orliansyah à wahyu dan syah biasanya
terdapat dalam agama Islam
g. Pemberian
Julukan à nama
yang biasanya memberikan julukan kepada seseorang selain nama pribadinya.
Contoh: Si mancung berarti seseorang yang hidungnya
mancung
Si
gepeng berarti seseorang yang kepalanya gepeng
Bolot
berarti seseorang yang agak sulit pendengarannya
h. Gelar
Kebangsawanan Ã
gelar kebangsawanan dalam masyarakat Jambi biasanya berdasarkan kedudukannya
dalam kemasyarakatan.
Contoh: Datuk adalah gelar untuk seorang yang tua
dan dihormati
i. Bahasa
bertingkat Ã
Bahasa yang dipergunakan dengan mengingat akan adanya perbedaan dalam lapisan
masyarakat, tingkatan masyarakat, atau tingkatan umur. Penggunaan bahasa ini
ada hubungannya dengan adapt sopan santunnya. Contoh-contoh bahasa bertingkat
masyarakat Jambi adalah bahasa yang sopan disebut dengan bahasa sopan dan
bahasa yang kasar disebut dengan bahasa kasa. Berikut adalah uraiannya:
v
bahasa sopan
a)
cemano kabanyo =
apa kabar
b)
ba umo
= berumah
c)
pigi =
pergi
d)
lamo = lama
e)
ke mano = kemana
v
bahasa kasa
a)
mamak kau =
ibumu
b)
bapak kau =
bapakmu
c)
kau = kamu
d)
palo kau = kepalamu
e)
utak kau = otakmu
j.
Kata-Kata Onomatopoetic (Onomatopoetic) Ã Kata-kata onomatopoetic yaitu kata-kata yang dibentuk
dengan mencontoh bunyi atau suara alamiah. Contoh-contohnya yaitu dalam bahasa
jawa misalnya kata ‘debak-debuk’ yang berarti suatu benda yang berat jatuh,
misalnya buah kelapa jatuh bunyinya adalah ‘buk’, contoh lain adalah ‘tak tok
tak tok’ yang berarti pukulan palu berkali-kali karena bunyi palu adalah ‘tok’.
k.
Onomastis à Bahasa onomatis
adalah nama tradisional jalan atau tempat-tempat tertentu yang mempunyai
legenda sebagai sejarah terbentuknya. Sudah tentu legenda itu tidak selalu
dapat kita anggap sebagai sejarah sebenarnya.
Contohnya yaitu nama RIMBO BUJANG. Menurut keterangan
folklore dari jambi, Rimbo Bujang berarti hutan rimba yang msih lajang, muda ,
perawan dan bias juga disebut baru. legendanya adalah dulu saat adanya
transmigrasi dari pulau jawa ke pulau Sumatra, sri sultan hamengkubuwono IX dan
pihak-pihak yang terkait melakukan survai lokasi yang masih sedikit penduduknya.
Setelah selesai mereka berdialog mengenai nama daerah yang mereka survai. Dalam
dialog itutersebutlah sebuah nama untuk daerah itu yaitu “RIMBO BUJANG” yang
menurut keterangan Rimbo Bujng berasal dari kata Rimba dan Bujang. Rimbo sama
dengan Rimba yang artinya hutan rimba dan Bujang yang artinya lajang, perawan,
muda atau bias juga disebut baru. Jadi Rimbo Bujang adalah hutan rimba yang
masih muda, lajang, perawan atau baru.
B.
Puisi
Rakyat
Kekhususan genre folklor lisan ini adalah bahwa
kalimatnya tidak berbentuk bebas melainkan berbentuk terikat. Sajak atau puisi
rakyat adalah kesusastraan rakyat yang sudah tertentu bentuknya yang biasanya terjadi
dari beberapa deret kalimat, ada yang berdasarkan mantra, ada yang berdasarkan
panjang pendek kata, suku kata, lemah tekanan suara, atau hanya berdasarkan
irama (James, 1982: 46). Jambi sering disebut sebagai negeri pantun karena
Jambi merupakan negeri yang kaya akan pantun. Lirik-lirik lagu Jambi kebanyakan
merupakan susunan pantun. Di bawah ini contoh pantun dari Jambi.
Pantun pertama:
Kami ba umo di lereng bukit
Rebah padi
digiling batang
Kami umpamo si
burung pipit
Kemano terbang
di halau orang
Pantun
di atas arti padanan liriknya adalah
Kami
berumah di lereng bukit
Rebah
padi digiling batang
Kami
seumpama si burung pipit
Ke
mana terbang di hadang orang
Pada pantun di
atas memiliki sajak a b a b, baris pertama dan kedua merupakan sampiran dan
baris ketiga dan keempat merupakan isi dari pantun. Pantun ini mengandaikan
dirinya sebagai seekor burung pipit yang bisa terbang ke mana-mana akan di
halau orang-orang.
Pantun
kedua:
Bederai hujan di rimbo
Tibo di padi bederai jangan
Becerai kito di muko
Namun di hati becerai jangan
Pada
pantun di atas arti padanannya
Berderai hujan di rimba
Tiba di padi berderai jangan
Berpisah kita di muka
Namun di hati berpisah jangan
Sajak
pada pantun di atas tetap bersajak a b a b, pantun itu terdiri atas sampiran
pada baris pertama dan kedua dan isi pada baris ketiga dan keempat. Pantun ini
berisi tentang imbauan bahwa walaupun secara fisik kita terpisah tetapi hati
kita jangan membencinya.
Pantun
ketiga
Hidup api pangganglah kuau
Kuau tepanggang si abang kaki
Maksud hati nak meraih pulau
Pulau dijago si Nago sakti
Padanan arti pada pantun tersebut
adalah
Hidup
api pangganglag kuau
Kuau
dipanggang si kakak kaki
Maksud
hati akan meraih pulau
Pulau
dijaga si Naga sakti
Puisi di atas memiliki sajak a b a
b, baris pertama dan kedua merupakan sampiran dan baris ketiga dan keempat
merupakan isi. Isi dari pantun di atas adalah di hati mempunyai niat akan
meraih pulau yang diinginkan namun pulau itu dijaga oleh naga yang sakti,
sehingga tidak bisa meraihnya.
C.
Ungkapan
Tradisional
Ungkapan tradisional adalah kalimat pendek yang disarikan
dari pengalaman yang panjang. Atau kebijaksanaan orang banyak yang merupakan
kecerdasan seseorang. Ungkapan tradisional mempunyai tiga sifat hakiki, yaitu
peribahasa harus berupa satu kalimat ungkapan, tidak cukup hanya berupa satu
kata tradisional saja. Peribahasa ada dalam bentuk yang sudah standar. Suatu
peribahasa harus mempunyai vitalitas tradisi lisan. Berikut adalah ungkapan
tradisional yang bernuansa budaya, seperti yang berbunyi:
Api-api
terebang malam inggap di ujung jagung mudo, biar tujuh kali dunio karam, balik
ke dusun jugo.
Arti padanannya: suatu masa seseorang akan kembali juga
ke kampung halamannya. Ungkapan yang diwujudkan dalam bentuk pantun ini berisi
petuah tentang arti cinta tanah air bagi setiap orang. Seseorang tidak mudah
begitu saja melupakan tanah airnya, katakanlah tanah itu baru berupa sebuah
kampung; namun tanah air yang bermula kampung ini nanti akan berkembang menjadi
sebuah negara. Seandainya dunia yang dihuni manusia ini mengalami tujuh kali
kiamat orang tidak dapat melupakan tanah airnya. Dengan cinta tanah air
seseorang terdorong untuk berbuat sesuatu, misalnya mengadakan pembangunan,
mempertahankannya dari serangan musuh, dan sebagainya. Kebiasaan seperti ini
amat baik ditanamkan dalam diri setiap anak didik sebagai generasi yang akan
tumbuh yang akan menggantikan generasi yang meninggalkannya.
Ungkapan bernuansa pendidikan, dalam aktivitas menimba
ilmu, seseorang harus berguru kepada orang yang lebih tahu, sebab kalau
bertanya sesuatu kepada yang tidak tahu, bakal tersesat. Dalam ungkapan
tradisional dikatakan:
Bak menanyo bunyi ken an pokak, menanyo
rupo ke nan buto.
Arti padanannya: meminta bantuan kepada orang yang tidak
berdaya. Menanyakan sesuatu bunyi kepada orang tuli atau menanyakan bagaimana
rupa sesuatu kepada orang buta adalah suatu pekerjaan yang tergolong sia-sia.
Orang tuli dan orang buta yakni orang tidak dapat mendengar dan melihat, dalam
ungkapan di atas mengiaskan orang-orang yang terbatas sekali kemampuannya
karena rendahnya pendidikan, sempitnya pandangan, dan sebagainya. Untuk itulah
diingatkan bila memang seseorang ingin memerlukan bantuan orang lain maka
yakini benar bahwa yang dapat membantu itu tergolong orang yang cukup
berpengalaman, luas pengetahuannya, dan sebagainya. Sebaliknya bagi orang yang
kebih tahu, dianjurkan untuk memberikan pengajaran kepada orang lain yang
kurang berpengetahuan. Jangan sampai penguasaan suatu ilmu hanya untuk dirinya
sendiri bahwkan digunakan untuk mempecundangi orang lain yang awam.
Cerdik membao lebur pandai membao ancur.
Yang artinya: orang yang memanfaatkan kecerdikannya untuk
kepentingan dirinya sendiri, demikian bunyi seloka kelima yang bernuansa
pendidikan.
Jatuh di tompat nan
rato, anyut di arus nan tonang.
Ungkapan di atas padanannya: jatuh ditempat yang rata,
hanya di arus yang tenang. Artinya: Sesuatu yang di luar perhitungan penyebab
datangnya malapetaka. Karena merasa sudah biasa seseorang merasa sudah aman,
namun tanpa disadari pada ketika itulah ia menemui kesulitan. Memang ketika
berjalan di tempat yang rata atau berenang di arus yang tenang orang tidak
menyangka sama sekali akan terjatuh atau tenggelam. Ungkapan ini jelas
ditujukan bagi seseorang yang mendapat cobaan di tempat dan waktu yang tidak
disangka-sangka, bertepatan saat ia tidak menduga sama sekali akan berhasil hal
yang demikian. Sepantasnyalah orang tua-tua zaman dahulu memberi ingat agar
setiap orang selalu berhati-hati di mana dan kapan pun, sebagai bagaimanapun
keselamatan diri adalah menjadi tumpuan harapan di dalam hidup ini.
D.
Pertanyaan
Tradisional
Pertanyaan
tradisional lebih terkenal dengan istilah teka teki, yaitu pertanyaan yang
bersifat tradisional dan mempunyai tradisional juga. Teka teki adalah ungkapan
lisan tradisional yang menganduung satu atau lebih unsur pelukisan sepasang
daripadanya dapat saling bertentangan dan jawabnya harus diterka.
Contoh:
P = nenek-nenek kecebur sungai
masuk ke mana?
J = masuk ke koran
Pada pertanyaan ini merupakan pertanyaan atau
teka teki tidak harfiah. Karena jika pertanyaan itu merupakan pertanyaan atau
teka teki harfiah maka jawabannya bukan koran melainkan masuk ke sungai. Di
sini diartikan seorang nenek yang tercebur di sungai merupakan suatu kejadian
yang bisa menjadi berita sehingga kejadian itu masuk pada koran.
P = hujan turun superman lewat, apakah itu?
J =
mengusap ingus
Pada
pertanyaan ini bukanlah pertanyaan yang harfiah karena makna dari pertanyaan
ini jauh dari makna yang sebenarnya. Di sini hujan itu mengandung makna seseorang
yang sedang pilek lalu ingusnya keluar, keadaannya itu turun. Kemudian tangan
seorang itu diibaratkan sebagai superman yang menghapus atau mengelap ingus
itu.
P = bambu satu ditebang semuanya tumbang, apakah itu?
J = orang shalat berjamaah
Pertanyaan
ini juga merupakan pertanyaan tradisional yang bermakna tidak harfiah. Karena
di sini orang yang melaksanakan shalat berjamaah itu diibaratkan beberapa
batang bambu. Jika sang imam sujud diibaratkan sebatang bambu ditebang. Para
jamaah mengikuti sang imam sujud itu diibaratkan semua batang bambu tumbang
semua.
Keterangan:
P = pertanyaan
J =
jawaban
E.
Nyanyian
rakyat
Nyanyian
rakyat merupakan lagu-lagu daerah yang dimiliki sekelompok masyarakat yang
memiliki budaya, norma dan bahasa yang sama. Di Jambi mempunyai beberapa lagu
daerah yang dimuat dengan menggunakan bahasa melayu. Lagu itu berisi tentang
keindahan yang dimiliki rakyat Jambi, budaya, percintaan, dan lain-lain. Di bawah ini dipaparkan dua lirik
lagu daerah Jambi.
Lirik Lagu Daerah Jambi yang berjudul “Batang Hari”
Batanghari
aeknyolah tenang
Biakpun tenang deraslah ketepi
Anaklahnyo Jambi jangan lah di kenang
Siang tebayang bamimpi malam lah bamimpi
Anaklah Jambi jangan lah di kenang
Siang tebayang bamimpi malam lah bamimpi
Biakpun tenang deraslah ketepi
Anaklahnyo Jambi jangan lah di kenang
Siang tebayang bamimpi malam lah bamimpi
Anaklah Jambi jangan lah di kenang
Siang tebayang bamimpi malam lah bamimpi
Jalanlah jalan ke
Ojong Jabong
Singgah sebentar di Penyaguan
Oy rindu dan dendam dik oy idaklah tetanggong
Budi setitik kenang jadilah kenangan
Rindu dan dendam dik oy idaklah tetanggong
Budi setitik kenang jadilah kenangan
Singgah sebentar di Penyaguan
Oy rindu dan dendam dik oy idaklah tetanggong
Budi setitik kenang jadilah kenangan
Rindu dan dendam dik oy idaklah tetanggong
Budi setitik kenang jadilah kenangan
Pegi besantai ke
Tanggo Rajo
Nampaklah jelas Jambi Seberang
Maulah ku pinang dek oy apolah kan dayo
Sudahlah nasib orang diambeklah orang
Maulah ku pinang dek oy apolah kan dayo
Sudahlah nasib orang diambeklah orang
Nampaklah jelas Jambi Seberang
Maulah ku pinang dek oy apolah kan dayo
Sudahlah nasib orang diambeklah orang
Maulah ku pinang dek oy apolah kan dayo
Sudahlah nasib orang diambeklah orang
Batanghari
kebanggaan Jambi
Sungai tepanjang sebatas negeri
Pojoklahnyo hati dek oy bawaklah menari
Mari berjoget lagu si Batang Hari
Pojoklah hati dek oy bawaklah menari
Mari berjoget lagu si Batang Hari
Sungai tepanjang sebatas negeri
Pojoklahnyo hati dek oy bawaklah menari
Mari berjoget lagu si Batang Hari
Pojoklah hati dek oy bawaklah menari
Mari berjoget lagu si Batang Hari
Padanan
arti dalam bahasa indonesia adalah
Batanghari
airnya tenang
Biarlah
tenang deras ke tepi
Anak Jambi jangan lah dikenang
Siang terbayang bermimpi malam bermimpi
Anak Jambi jangan lah dikenang
Siang terbayang bermimpi malam bermimpi
Siang terbayang bermimpi malam bermimpi
Anak Jambi jangan lah dikenang
Siang terbayang bermimpi malam bermimpi
Jalan- jalan ke Ujung Jabung
Singgah sebentar di Penyaguan
Rindu dan dendam tidaklah tertanggung
Budi setitik kenang jadilah kenangan
Rindu dan dendam tidaklah tertanggung
Budi setitik kenang jadilah kenangan
Singgah sebentar di Penyaguan
Rindu dan dendam tidaklah tertanggung
Budi setitik kenang jadilah kenangan
Rindu dan dendam tidaklah tertanggung
Budi setitik kenang jadilah kenangan
Pergi bersantai ke Tanggu Raju
Terlihat jelas Jambi Seberang
Ingin kupinang dik apalah kamu mau
Sudah nasib orang diambillah orang
Ingin kupinang dik apalah kamu mau
Sudah nasib orang diambillah orang
Terlihat jelas Jambi Seberang
Ingin kupinang dik apalah kamu mau
Sudah nasib orang diambillah orang
Ingin kupinang dik apalah kamu mau
Sudah nasib orang diambillah orang
Batanghari kebanggaan Jambi
Sungai terpanjang sebatas negeri
Sedihnya hati dik bawalah menari
Mari berjoget lagu si Batang Hari
Sedihnya hati dik bawalah menari
Mari berjoget lagu si Batang Hari
Sungai terpanjang sebatas negeri
Sedihnya hati dik bawalah menari
Mari berjoget lagu si Batang Hari
Sedihnya hati dik bawalah menari
Mari berjoget lagu si Batang Hari
Dalam lagu di atas menceritakan sungai Batanghari yang
merupakan sungai terpnjang di pulau sumatra yang terletak di provinsi Jambi.
Sungai Batanghari merupakan sungai kebanggaan dari Jambi. Sungai ini airnya
tenang namun di tepi sungai berombak. Dalam lirik lagu ini tidak hanya
menceritakan bagaimana sungai batanghari itu namun juga memiliki pesan dan ada
sesuatu yang disampaikan dari lagu ini. Lagu ini liriknya hampir sama dengan
baris-baris pada pantun. Memiliki sampiran dan isi. Dalam lagu ini ada beberapa
isi dari tiap larik yaitu anak jambi itu jangan dikenang jika dikenang maka
akan selalu ada dan mengganggu bayangan, hadir dalam mimpi. Seharusnya yang
dikenang itu budi baik walaupun hanya sekecil apapun. Di sini juga disampaikan
seorang yang ingin meminang seorang gadis menyampaikan niatnya melalui sebuah
pantun, dalam hal ini dikemas dalam bentuk lagu. Lagu ini juga terdapat isi
yang menyatakan bahwa sedih hati dibawa senang saja dengan berjoget lagu
Batanghari ini.
Lirik Lagu daerah Jambi “Orang Kayo Hitam”
Orang Kayo Hitam,
gagah perkaso
Namonyo agung dimano-mano
Sampai Mataram orang kenali
Pusako bundo di Batang Hari
Namonyo agung dimano-mano
Sampai Mataram orang kenali
Pusako bundo di Batang Hari
Ayah bernamo
Datuk Berhalo
Turunan suci asal Bagindo
Putri Pinang Masak namo ibunyo
Dari Pagaruyung negeri asalnyo
Turunan suci asal Bagindo
Putri Pinang Masak namo ibunyo
Dari Pagaruyung negeri asalnyo
Reff:
Sutooo….
Orang Kayo Hitam agung di mano-mano
Keris Si Ginjai senjato yang utamo
Sutooo….
Orang Kayo Hitam agung di mano-mano
Keris Si Ginjai senjato yang utamo
Rangkaio pingai
dulur yang tuo
Yang bijaksano mimpin negeri
Ke dataran lamo dulur yang mudo
Gunung balangsebo diuji kenari
Yang bijaksano mimpin negeri
Ke dataran lamo dulur yang mudo
Gunung balangsebo diuji kenari
Mayang mengurai
istri setia
Anak Tumenggung merah melato
Meriam sejiwa penjelmaannyo
Anak Tumenggung merah melato
Meriam sejiwa penjelmaannyo
Sutooo….
Padanan arti
lagu di atas adalah
Orang Kayo Hitam, gagah perkasa
Namanya terkenal dimana-mana
Sampai Mataram orang mengenali
Pusaka bunda di Batang Hari
Namanya terkenal dimana-mana
Sampai Mataram orang mengenali
Pusaka bunda di Batang Hari
Ayah bernama
Datuk Berhalo
Keturunan suci
dari Bagindo
Putri Pinang Masak nama ibunya
Dari Pagaruyung negeri asalnya
Putri Pinang Masak nama ibunya
Dari Pagaruyung negeri asalnya
Reff:
Sutooo….
Orang Kayo Hitam terkenal di mana-mana
Keris Si Ginjai senjata yang utama
Sutooo….
Orang Kayo Hitam terkenal di mana-mana
Keris Si Ginjai senjata yang utama
Rangkayo pingai saudara yang tua
Yang bijaksana memimpin negeri
Ke dataran lama saudara yang muda
Gunung balangsebo diuji kenari
Yang bijaksana memimpin negeri
Ke dataran lama saudara yang muda
Gunung balangsebo diuji kenari
Mayang mengurai istri setia
Anak Tumenggung Merah Melato
Meriam sejiwa penjelmaannya
Anak Tumenggung Merah Melato
Meriam sejiwa penjelmaannya
Sutooo….
Lagu daerah di atas menceritakan sebuah
cerita rakyat tentang Orang Kayo Hitam
anak bungsu dari Datuk Berhalo dan Putri Minang Masak. Ia sangat terkenal di
mana-mana. Senjata di Jambi bernama keris Siginjai. Istri Orang Kayo Hitam
bernama Putri Mayang mengurai, ia sangat setia. Ia mempunyai saudara tua yang
memimpin negeri yaitu Rangkayo Pingai. Orang Kayo Hitam Jambi ini mengisahkan
tentang sejarah berdiri daerah Jambi
yang dikenal sebagai daerah Angso Duo (Dua Angsa). Cerita turun temurun ini
terus diingat oleh penduduk Jambi hingga sekarang.
PENUTUP
Folklor adalah sebagian
kebudayaan suatu kolektif yang tersebar dan diwariskan turun temurun, di antara
kolektif macam apa saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik
dalam bentuk lisan maupun contoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat
pembantu pengingat. Folklor ada tiga kelompok besar berdasarkan tipenya: (1)
folklor lisan, (2) folklor sebagian lisan, dan (3) folklor bukan lisan.
Folklor lisan yang ada di
daerah jambi ada bahasa rakyat yang ada beberapa istilah dan menggunakan vokal
/o/, puisi rakyat di sini ada beberapa pantun yang menggunakan bahasa melayu,
ungkapan tradisional yang bernuansa budaya, pendidikan dan lain-lain, pertanyaan
tradisional yang terdapat pertanyaan yang tidak memiliki makna harfiah, dan ada
juga nyanyian tradisional yang merupakan lagu-lagu daerah dari Jambi.
Daftar Pustaka
James
Danandjaja. 1982. Folklor Indonesia :
Ilmu Gosip, Dongeng, dan lain-lain. Jakarta.
Narasumber: Wahyudin Orliansyah, seorang mahasiswa di
Universitas di Jambi.
halo, Mba. aku dari sastra indonesia UNS 2018. besok ada ujian lisan pak Bani. terimakasih, postingan ini sangat membantu.
BalasHapus